Hoax dan Ujaran Kebencian? Ladang Emas Yang Terpendam!

Konten [Tampil]
Ilustrasi

Memasuki tahun politik, suhu tensi jagat maya mulai memanas. Ya, selepas peristiwa mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok, seolah ujaran kebencian dan berita bohong atau hoax semakin menjamur di media tepatnya di jagat maya.



Banyak bermunculan situs-situs yang tampak menebar kebencian serta berita bohong. Hal ini tak ayal membuat KEMINFO bergerak aktif dalam menangkal media-media terutama situs-situs yang gencar membuat kegaduhan di negeri ini melalui berita hoax dan ujaran kebencian.

Setidaknya sudah ada ratusan konten serta situs yang diblokir oleh KEMINFO, konten dan situs tersebut merupakan konten dan situs yang cenderung memprovokasi melalui ujaran kebencian dan berita hoax. Lalu tahukan pembaca, mengapa ujaran kebecian serta berita bohong seolah tidak ada matinya belakangan ini? Yuk mari simak pemaparan berikut.

Tidak dapat dipungkiri bahwa banyak situs yang didalangi oleh aktor-aktor anonim yang tidak bertanggung jawab. Tujuan mereka hanya ingin membuat suasana menjadi seolah "darurat". Dan suasana tersebutlah yang merupakan ladang emas bagi otak-otak pintar yang ingin instan mencari benih-benih rupiah.

Banyak media-media yang berusaha memojokan Islam dengan cara membuat situs yang seolah Islami kemudian membuat konten hoax dan ujaran kebencian, akan tetapi dalang dari semua itu bukanlah orang yang bahkan beragama Islam. Hal serupa juga ditemukan pada pihak yang mencoba memojokan A padahal si B belum tentu pelakunnya. Ada skenario yang merentet alur bahwa A sengaja menyerang A mengatasnamakan B untuk memetik simpati dan empati masyarakat.

Hanya itu saja tujuannya? Tentulah tidak! seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa ladang emas yang tidak disadari oleh masyarakat yang terjebak dalam skenario telah menanti! Ya! Banyak situs yang sengaja menjadikan topik hoax dan ujaran kebencian agar menaikan popularitas dan kunjungan dari situs mereka. Mungkin banyak yang belum mengenal sistem kerja suatu situs yang telah memasang iklan digital. Semakin sering situs itu dikunjungi, maka semakin banyak Rupiah yang akan didapat. Kendati pembaca tidak mengklik iklan, namun sistem lain akan tetap membayar situs tersebut dengan angka nominal yang cukup besar.

Bayangkan saja? hanya dalam hitungan minggu, suatu situs dengan tema ujaran kebencian dan berita bohong mampu merauk pendapatan puluhan juta. Luar biasa bukan? dan aktor penting yang mendanai mereka adalah kita! kita yang terjebak dalam permainan kotor mereka.

Bila kita melakukan riset, terbukti bahwa situs dengan topik ujaran kebencian disertai hoax yang mengarah pada kekuatan suatu kelompok tertentu, masih menjadi primadona. Asumsikan saja bila pembaca melihat judul atau topik konten sebagai berikut:
  1. Presiden RI menuai pujian atas prestasinya
  2. Partai A melarang adanya kumandang Adzan

Secara psikologi, kami yakin judul konten nomor dua lebih menggairahkan untuk dilihat atau dikunjungi. Terlebih bila konten tersebut dikemas dengan tampilan dan isi yang seolah meyakinkan dan benar.

Apa pesan kami?: Kami bukanlah tim sukses atau condong pada suatu orang! Kami berusaha netral,  Pesan dari kami adalah Stop pembodohan yang mulai membudaya di negeri ini.
Ingatlah, ketika kita sibuk membenci, ada oranglain di sana yang sibuk menghitung uang karena kepolosan kita.

Hentikan sekarang juga! Selain dosa, ujaran kebencian serta hoax merupakan suatu bentuk kebodohan. Bila masyarakat mulai sadar dan berhenti terpancing, terlebih mulai tidak membagikan dan mengunjungi atau melihat lagi konten yang berbau ujaran kebencian serta kebohongan. Maka kami yakini bahwa lambat laun situs-situs tak bertanggung jawab tersebut akan mulai menghilang dengan sendirinya. Ingat teori pasar! Penawaran ada karena permintaan! Selama tidak ada peluang pasar maka tidak akan ada yang menyediakan! Maka berhentilah sekarang juga!

Semoga bermanfaat!
Bagikan Ini:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel